Selasa, 08 Juli 2014



                                                      
     12 CARA MENJADI GURU YANG BAIK
 1. rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda
 2. selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
 3. tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
 4. rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru.
 5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
 6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
 7. saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
 8. tebarkan senyum pada seisi kelas
 9. ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
 10. berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit
 11. minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai
 12. kurangi gaya ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan.

KURIKULUM 2013 DIPREDIKSI JUGA BAKAL BERUMUR PENDEK
 
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dijalankan sejak tahun 2006 akan segera digantikan oleh Kurikulum 2013 mulai Juni tahun depan. Namun kurikulum baru ini diprediksi tidak akan jauh berbeda nasibnya dengan kurikulum sebelumnya.
 
 Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Raihan Iskandar, mengatakan bahwa perubahan kurikulum yang ada saat ini hanya fokus pada materi ajar saja. Sementara aspek pedagogik atau metode pengajaran yang dilakukan di sekolah tidak mengalami perubahan yang signifikan.
 
 "Perubahan kurikulum ini masih fokus pada aspek materi ajar tanpa merevisi aspek guru dan pedagogiknya. Sebagus apapun materi ajar tidak akan diserap optimal oleh peserta didik tanpa pola ajar yang baik," kata Raihan saat dihubungi, Kamis (29/11/2012).
 
 "Nanti ujung-ujungnya, kurikulum 2013 tidak akan berguna. Cuma sebentar saja kurikulum direvisi lagi. Gonta-ganti kurikulum seperti ini tidak akan efektif," imbuh Raihan.
 
 Ia menegaskan bahwa aspek pedagogik yang berhubungan dengan guru ini sangat penting. Pasalnya, guru merupakan eksekutor yang menentukan berhasilnya penerapan kurikulum terhadap para peserta didik di sekolah. Untuk itu, pembahasan di tingkat atas mestinya menyinggung juga masalah ini bukan hanya sibuk berdebat masalah jumlah mata pelajaran.
 
 Selanjutnya, ia mempertanyakan bentuk pembelajaran dari kurikulum baru ini. Pihak kementerian selalu menyebut bahwa dengan kurikulum baru ini, anak-anak yang diminta aktif mencari tahu sedangkan guru hanya mengarahkan anak-anak ini untuk melakukan observasi sendiri.
 
 "Kurikulum baru ini kan maunya siswanya yang aktif. Tapi bagaimana bentuknya? Sepertinya ya masih tatap muka di kelas juga," ujar Raihan.
 
 Hal serupa pernah diungkapkan oleh Direktur Institute of Education Reform of Universitas Paramadina, Utomo Dananjaya bahwa selama ini kurikulum hanya dianggap semacam daftar mata pelajaran saja. Akibatnya, cara pandang yang salah tentang kurikulum ini juga membuat pola yang salah saat mengubah kurikulum.
 
 "Pengurangan dan penambahan mata pelajaran itu bukan makna dari kurikulum. Jadi, jangan memandang kurikulum hanya mata pelajaran saja agar tidak salah sasaran," ujar Utomo.
 Sumber:edukasi.kompas.com
Kalau sampai sekarang (januari 2013) belum juga ada PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) bagi GURU disemua jenis dan jenjang pendidikan (tanpa pandang bulu) sebagai ujung tombak terdepan pelaksana dan pengembang kurikulum di sekolah, bagaimana mungkin KURIKULUM 2013 akan berhasil dengan BAIK. Menurut saya proses pendidikan tidak sama dengan "meracik sambal" bila kurang pedas ditambah lombok, dan bila kurang sedap ditambah bumbu penyedap rasa oleh pembuatnya. Pendidikan perlu manajemen yang matang dan komprehensif. Sudah seharusnya metode-metode kelinci percobaan dalam pengembangan dunia pendidikan harus diakhiri. Jangan korbankan generasi muda bangsa oleh kepentingan sesaat, apalagi untuk kepentingan politik praktis. Mari kita bangun pendidikan kita yang KAFFAH (menyeluruh) untuk jangka waktu jauh kedepan. Menurut Bapak / Ibu guru yang lain bagaimana?.
Keberadaan lembaga pendidikan selama ini yang kita kenal, mulai dari yang berstatus : negeri, swasta, terdaftar, diakui, disamakan, standar nasional dan terakhir rinstisan standar internasional, yang mana semuanya menimbulkan kekecewaan. Sekarang tibalah saatnya kita menunggu lahirnya lembaga pendidikan yang berstatus di RIDHOI dengan Manajemen Qolbu. Mungkinkah..?
Info AGAPII :
 Berkaitan dengan pernyataan Mendikbud tentang rencana pengalihan pembinaan GPA dari Kemenag ke KemDikbud, DPP telah melakukan komunikasi dengan Staf Ahli Pak Nuh, Pak Kemi. untuk membahas hal tersebut.
 Titik tolak masalah pengalihan tersebut adalah persoalan sertifikasi GPA.
 Hal yang harus diperhatikan adalah adanya PP 55 tahun 2007 yang memberikan payung hukum pembinaan dan pengelolaan Pendidikan Agama oleh kemenag serta Surat Edaran Sekjen Depag dan Dirjen PMPTK Diknas No. Sj/Dj.I/Kp.02/1569/2007 dan No 4823/F/SE/2007 pada butir 2 disebutkan bahwa : sertifikasi pendidik bagi guru agama yang mengaajar di sekolah umum, baik yang diangkat oleh Depag, Diknas, maupun pemerintah daerah, dilaksanakan melalui Depag (GPA PNS NIP 15, Nip 13 dan NIP 48).
 Dan DPP berencana bertemu dengan staf ahli Pa Nuh (minggu depan) untuk mendiskusikan berbagai hal termasuk di dalamnya mengenai sertifikas bagi Guru Agama Non PNS (GTT).
 kami menunggu masukan untuk melengkapi bahan pertemuan tersebut.
 Salam

0 komentar:

Posting Komentar